Sabtu, 31 Desember 2011

Gereja (Candi Mandala) Hati Kudus Tuhan Yesus - GANJURAN


CANDI Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran. Candi yang bercorak arsitektur Hindu-Jawa (Mataram dan Majapahit) itu mulai dibangun pada 1927 dan diberkati oleh Uskup Jakarta Mgr. van Velsen SJ pada 11 Februari 1930 (tanggal penampakan Bunda Maria di Lourdes). 

Pada 1998 ditemukan air mengalir dari dasar Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Airnya sangat jernih dan bisa langsung diminum berkhasiat menyembuhkan. Air berkhasiat itu disebut Tirta Perwitasari, karena orang pertama yang disembuhkan bernama Perwita.

Gereja ini dibangun tahun 1924 atas prakarsa dua bersaudara keturunan Belanda, Joseph Smutzer dan Julius Smutzer. Mereka adalah pengelola Pabrik Gula Gondang Lipuro sejak tahun 1912. Sebagai bentuk pengamalan terhadap ajaran Katolik, mereka mendirikan 12 Sekolah Rakyat di desa-desa sekitar pabrik, mendirikan rumah sakit, dan mendirikan gereja yang diberi nama Hati Kudus Tuhan Yesus. Gereja ini dibangun pada 16 April 1924. 

Arsitek pembanguan gereja ini seorang berkebangsaan Belanda bernama J. Yh van Oyen. Pemberkatan gereja waktu itu dilakukan oleh Vicaris Apostolik Batavia Mgr. JM van Velsen pada 20 Agustus 1924. Tiga tahun (1927) kompleks gereja ini dibangun sebuah candi yang dinamai Candi Hati Kudus Tuhan Yesus. Peresmian gereja dilakukan tanggal 11 Februari 1930 oleh Uskup Agung Mgr. Van Velsen SJ. Acara rutin : Tahun 1948, pabrik gula dibumihanguskan saat Agresi Militer Belanda ke II, namun Gereja Ganjuran, Candi Hati Kudus Tuhan Yesus, sekolah-sekolah, dan rumah sakit dibiarkan tetap berdiri. 

Tanggal 21 Mei 2006, gempa bumi hebat di kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah merobohkan Gereja Ganjuran yang sudah berusia 62. Beberapa orang di dalamnya menjadi korban, karena pada saat itu sedang diadakan misa pagi. Pada tanggal 22 Juni 2008, dimulai proses pembangunan kembali gedung gereja. Peletakan batu pertama oleh Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. I. Suharyo. Saat ini Gereja Ganjuran telah berdiri kembali dengan megah, dan digunakan untuk kegiatan peribadatan dan ziarah.

Gereja ini memiliki banyak simbol perpaduan beberapa budaya dan agama. perpaduan antara arsitektur bergaya Eropa, Hindu, Budha, dan Jawa. Arsitektur khas Belanda klasik terlihat dari bentuk luar bangunan, jika dilihat dari atas, bangunan ini terlihat seperti bentuk salib. Namun saat Anda masuk ke dalamnya, nuansa Jawa yang sangat kental di setiap sudutnya. Pada dinding gereja terpajang lukisan batik tulis yang menceritakan kisah kesengsaraan Yesus. Pada sisi kanan altar utama, duduk arca Yesus mengenakan pakaian kebesaran Raja Jawa. Di sisi lainnya, ada patung Yesus kecil dalam gendongan Maria yang digambarkan tengah memakai pakaian adat Jawa. 

Tatacara ibadah di sini menggunakan tradisi Jawa. Gamelan masih menjadi alat musik utama untuk mengiringi ibadah di tempat ini. Ketika hari raya keagamaan, warga gereja masih banyak yang menggunakan pakaian adat jawa seperti blangkon dan surjan, serta jarit dan kain kebaya. Bahkan, dalam Prosesi Agung ada tradisi rebutan gunungan seperti yang saat acara Grebegan. Tirakatan dilakukan tiap Malam Jumat Kliwon pkl. 19.00.

Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran diresmikan sebagai tempat ziarah oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. I Suharyo Pr., pada tahun 1998. Di dalam relung candi bercorak Hindu Budha itu terdapat arca Yesus dalam posisi tegap. Yesus digambarkan sebagai sosok akulturatif yang mengenakan pakaian kebesaran dan mahkota Raja Jawa. Selain itu, di dinding atas kepala Yesus terdapat tulisan dalam huruf Jawa yang berbunyi “Sampeyan Dalem Sang Maha Prabu Yesus Kristus Pangeraning Para Bangsa. Selain candi, di kompleks Gereja Ganjuran juga terdapat 9 kran yang mengalirkan Tirta Perwitasari. 

Dalam Babad Tanah Jawa, Ganjuran adalah wilayah Alas Mentok yang dinamakan Lipuro. Nama Ganjuran sendiri berkaitan dengan kisah percintaan Ki Ageng Mangir dan Rara Pembayun yang diasingkan oleh Mataram. Kisah cinta tersebut yang kemudian mengilhami penciptaan tembang Kala Ganjur, berarti tali pengikat dasar manusia dalam mengarungi kehidupan bersama dengan dasar cinta. Nama tembang itulah desa yang dahulu bernama Lipuro berubah menjadi Ganjuran.Sumber disarikan dari: http://mudikaganjuran.wordpress.com/candi/ dan

GEREJA (CANDI MANDALA) HATI KUDUS TUHAN YESUS
Alamat: Ganjuran, Bantul (Jowilayan, Km.16 Yogyakarta/Bantul - Pantai Samas).
Kontak: Telepon 0274 367154,
Rute Kendaraan Umum: Dari Bandara Adi Sucipto: Pilih bus umum jurusan Solo-Yogyakarta menuju Terminal Giwangan. Jika pakai Trans-Jogja jalur 3B. Setelah itu turun di Shelter Giwangan. Dari terminal bus Giwangan ambil bus jurusan Yogyakarta-Parangtritis dan turun di Ganjuran.
Dari Stasiun Kereta Tugu: Pilih bus umum jalur 4 atau Trans-Jogja jalur 3A. Setelah sampai di Terminal Giwangan naik bus Yogya-Parangtristis.
Dari Stasiun Kereta Lempuyangan: Naiklah bus kota jalur 6 ke Terminal Giwangan. Dari Giwangan Anda naik bus Yogyakarta-Parangtritis.
Koordinat GPS : S7° 55' 34.6" E110° 19' 08.1"