Jumat, 30 Desember 2011

Gua Maria Lourdes Puh Sarang

SEBELUM Gua Maria Lourdes di Puh Sarang – Kediri ini dibangun, pusat perhatian peziarah di daerah ini adalah sebuah Gereja Puh Sarang. Gereja yang antik ini didirikan atas inisiatif dari Romo Jan Wolters CM dengan arsitek terkenal, Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun 1936. Desain Gereja ini bergaya Majapahit dikombinasi dengan gaya dari daerah lain yang sesuai iman kristiani. Dalam kompleks Gereja itu terdapat sebuah miniatur gua Maria Lourdes. Namun ukurannya terlalu kecil.


Komplek Gua Maria Lourdes terpisah agak jauh dari Gereja Puh Sarang. Hal ini disebabkan pemilik tanah disekitar Gereja keberatan untuk menjual tanahnya mereka kepada gereja. Padahal jumlah pengunjung Gereja Puh Sarang untuk melakukan kegiatan rutin umat semakin banyak (misalnya Kamping untuk Kawula Muda) Lahan yang tersedia saat itu dirasa sempit untuk memfasilitasi semua kegiatan umat. Dan juga tempat parkir kendaraan dirasakan sangat kurang. Atas dasar itulah dicari lokasi alternatif lainnya.

Banyak warga atau umat di Puh Sarang yang mau menjual tanah mereka untuk tempat ziarah Puh Sarang. Namun kendala lainnya adalah kekurangan sumber air bersih di Puh Sarang. Akhirnya diminta bantuan kepada Romo Julianus Sunarko, SJ, yang waktu itu menjadi Direktur LPPS-KWI, yang mempunyai keahlian menemukan sumber mata air. Berkat bantuan beliau ditemukan 6 sumber mata air di bawah tanah. Romo J. Sunarko, SJ pada tanggal 8 September 2000 ditahbiskan dan diangkat menjadi Uskup Purwokerto.

Sumber mata air ditemukan antara lain di komplek Gedung serba guna, di tempat di mana didirikan Gua Lourdes, di Bumi Perkemahan, di Wisma Nazaret dan di parkir atas. Maka berdasarkan temuan mata air tersebut ditentukan lokasi untuk Gua Lourdes sekarang ini. Pada tanggal 11 Oktober 1998 diresmikan Gedung Serbaguna yang merupakan replika dari Gereja Unik-Antik oleh Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta. Setelah itu diadakan peletakan batu pertama untuk membangun Gua Lourdes. Kalau gedung Serba Guna merupakan tiruan atau Puh Sarang, maka gua Lourdes.

Dinamakan Gua Maria Lourdes sebab merupakan replika Gua Maria Lourdes yang ada di Perancis. Gua ini didesain dan dibangun berdasarkan foto-foto dan gambar gua Lourdes yang ada di Perancis. Disain gua dibuat oleh Bapak J. Sumartono, S.Sn, dosen senirupa di Yogyakarta. Sebagai perancang adalah Ir A.S. Rush dan Ir. Harry Widayanto. Pelaksanaan pembangunan Ir Harry dibantu oleh Ir. Djoko serta Bp. Bernard termasuk relief gua secara keseluruhan. Gua Maria Lourdes Puh Sarang tingginya 18 m dan lebarnya 17 meter. Pembangunan gua memakan waktu satu tahun tiga bulan.tepatnya di akhir tahun 1999.

Tanggal 2 Mei 1999 Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta, memimpin Novena ke 8 di Puh Sarang. Beliau sekaligus memberkati patung Maria di Gua Lourdes Puh Sarang, meski gua baru selesai kurang lebih 40'% sebab diharapkan dengan demikian gua yang cukup besar itu bisa selesai pada pesta Natal tahun 1999 yang akan merupakan pembukaan Yubileum tahun 2000. Patung Maria yang diberkati merupakan replika dari patung Maria Lourdes. Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya (setinggi 1,75 meter) sedangkan patung Maria di gua ini tingginya 3,5 meter, dari alas kakinya tinggi patung ini sekitar 4 meter.Besar patung disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya hampir 18 meter.

Pada tanggal 26 Desember 1999, Uskup Surabaya memberkati Gua Lourdes Puh Sarang dan Pondok Rosario yang baru selesai dibangun, sekaligus juga meresmikan pembukaan Yubileum Agung Tahun 2000. Pada akhir misa, Bupati KDH Tingkat 11 Kediri Bp. Drs. Suparyadi hadir memberikan sambutan dan menandatangani prasasti sebagai tanda peresmia komplek peziarahan untuk umat Katolik di Puh Sarang.

Daya tarik para peziarah ada pada bentuk gua dan patung yang besar serta adanya mata air dari tempat ziarah ini yang bisa dibawa pulang ke rumah. Air yang bisa diambil disini telah diflter atau disaring dengan saringan khusus sehingga air yang keluar dari perut gua bisa diminum. Pancuran melambangkan 12 rasul Yesus yang berkarya di dunia.

Semenjak akhir tahun 1998 telah diadakan misa tiap malam Jumat Legi, pada pukul 00.00 wib. Dalam praktiknya, misa ini diadakan pada Kamis Malam menjelang Jumat, sebab dalam perhitungan kalender Jawa hari Kamis Kliwon sejak matahari terbenam sudah dianggap sebagai hari Jumat Legi. Menurut keyakinan warga Jawa Timur, malam Jumat Legi merupakan hari yang yang diberkati Tuhan. Sedangkan di tempat lain diadakan pada malam Jumat Kliwon itu hari yang baik. Kegiatan pertama yang biasa dilakukan adalah berdoa Rosario dan Litani Bunda Maria lalu mulai misa malam hari. Kadang-kadang misa diiringi dengan gamelan dan lagu-lagu Jawa untuk menambah kekhidmatan.

Romo Emilio Rossi, CM yang meninggal pada tanggal 16 Maret 1999 dimakamkan di makam umat Puh Sarang. Di dekat makam, dekat dengan Gedung Serba Guna terdapat sebuah gua Maria Kedua yang dibuat oleh Romo Emilio Rossi, CM pada tahun 1986. Di gua ini terlihat Bernadet berlutut di hadapan Bunda Maria.

GUA MARIA LOURDES PUH SARANG

Alamat: Kec. Semen - Kediri (± 8km sebelah barat kota Kediri)
Kontak: Paroki St. Vincentius a Paulo, Jl. Veteran no. 3, telepon 0354 772782, Kediri.  
Koordinat GPS : S7° 50' 01.5" E111° 56' 57.9"