Rabu, 21 Desember 2011

Gua Maria Sendang Sriningsih


UNTUK mencapai ke tempat peziarahan inisebenarnya cukup mudah. Pengendara mobil atau sepeda motor harus berbelok ketika sampai di perempatan kecil Dukuh Pradan Desa Geneng, Prambanan. Yang dari arah Yogya berbeloklah ke kanan, adapun yang dari arah Klaten berbeloklah ke kiri.

 
Ada papan petunjuk di sekitar situ. Tapi karena sangat kecil, tak selalu bisa dilihat orang yang naik kendaraan. Kalau bingung, begitu masuk wilayah Prambanan, bertanyalah pada orang tentang Sendang Sriningsih, yakinlah mereka akan menunjukkan arah yang tak membingungkan. Sebab, setelah berbelok dari jalur jalan Solo-Yogya, jalan yang harus dilalui lurus-lurus saja hingga di Pasar Menggah. Dari pasar itu, lokasi hanya tinggal satu kilometer saja.

Secara umum, Peziarahan Gua Maria Sendang Sriningsih memang sangat pas untuk keperluan tetirah atau berdoa. Berada di areal 3,5 hektare, dalam pelukan Bukit Ijo dan Mintorogo, tempat itu sejuk dan asri. Kehijauan pepohonan dari Bukit Ijo dan Bukit Mintorogo di Desa Gayamharjo, Prambanan, Klaten menambah kesejukan itu.Yang barangkali cukup menguras energi hanyalah banyaknya trap tangga yang harus didaki sebelum sampai di depan altar patung Bunda Maria. Dan trap-trap itu jadi jalur Jalan Salib (14 stasi). Kini sudah dibuka jalan yang bisa langsung dituju peziarah yang datang dengan mobil atau sepeda motor. Jadi, peziarah yang tak ingin melewati Jalan Salib bisa langsung menuju sendang dan altar Gua Maria.

Kalau Anda menggunakan jasa angkutan umum, turunlah di Terminal Prambanan dan carilah angkutan ke Pasar Menggah. Hanya saja, kalau hari libur, angkutan itu tak beroperasi. Tapi banyak ojek siap mengantar Anda ke lokasi, cukup dengan merogoh kocek sekitarRp 15 ribu.

Setiap Jumat Agung dan Paskah, peziarah ke Gua Maria umumnya melakukan doa di sepanjang Jalan Salib. Mereka berhenti pada setiap stasi, berdoa secara khusyuk sembari berdiri. Begitu mereka menyelesaikan doa di semua stasi Jalan Salib, mereka akan menuju ke altar utama, yaitu Gua Maria. Aktivitas seperti itubertujuan untuk mengingat dan meresapi penderitaan Yesus Kristus ketika memanggul salib ke Bukit Golgotha. Meskipun jauh berbeda, ratusan trap tangga di Sendang Sriningsih bolehlah dibayangkan sebagai jejak jalan berliku dan menanjak menuju Golgotha. Sebab, perlu energi ekstra bagi seseorang untuk bisa menyelesaikan doa di semua stasi. 

Jalan Salib di Sendang Sriningsih dipungkasi dengan sebuah bangunan disebut Bukit Golgotha. Di situ ada patung Yesus Tersalib di bawah kakinya terdapat sebuah prasasti dengan sesanti sangat bagus. "Yang dapat kita bawa hanyalah yang telah kita berikan."

Nah, dari miniatur Bukit Golgotha itu, peziarah bisa langsung menuju altar Gua Maria untuk berdoa. Tentu tak cuma ritus doa saja yang berlangsung di situ. Kerindangan beberapa beringin dan gayam yang memayungi patung Bunda Maria dalam ceruk gua itu membuat peziarah bisa rehat sembari menikmati kenyamanan suasana. Peziarah juga boleh menikmati kesegaran air sendang untuk minum atau membasuh muka
Acara rutin : Pembukaan & penutupan bulan Maria (Mei & Oktober), prosesi obor dari Gereja Marganingsih, doa jalan salib dan misa (pkl.21.00) di gua & novena malam Jumat Kliwon. Peresmian Gua Maria ini dilakukan tanggal 29 Mei 1953. Sedangkan untuk Peresmian Renovasi 19 Agustus 1979, Uskup Agung Semarang, Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr. Bagi peziarah di seputar Jabotabek bila ingin mendapatkan informasi lengkap mengenai Sendang Sriningsih ataupun Gereja Marganingsih dapat menghubungi Sdr. Yohannes Hp. 0812830 2640
Sumber: http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/gaya/2007/04/09/74; http://www.sendangsriningsih.info

GUA MARIA SENDANG SRININGSIH


Alamat: Ds.Jali, Ds.Gayamharjo, Prambanan. Paroki Santa Maria Bunda Kristus, Wedi - telepon 0272 - 322797.
Rute : Dari jalan raya Yogya - Solo, masuk lewat pertigaan pompa bensin Pandan Simping.
Koordinat GPS : S7°47'57" E110°31'37" Akses jalan : S7°44'47.8" E110°31'31.5"