Rabu, 07 Desember 2011

Memaknai Jalan Salib

JALAN SALIB adalah salah satu devosi dalam Gereja Katolik. Kegiatan ini amat dianjurkan oleh Gereja, dan penyelenggaraannya sebaiknya selalu disesuaikan dengan masa-masa liturgi, bersumber pada dan mengarah kepada liturgi Jumat Agung. Oleh karena itu paling cocok kalau Jalan Salib dilaksanakan pada hari Jumat Agung, misalnya pagi hari, karena sore hari selalu dipakai untuk Liturgi Jumat Agung

             Devosi Jalan Salib baik dilaksanakan selama Masa Prapaskah, terutama setiap hari Jumat. Di luar Masa, Prapaskah, devosi ini dapat dilaksanakan misalnya dalam suatu ziarah, atau dalam suatu khalwat (pengasingan diri di tempat yg sunyi untuk untuk menenangkan pikiran dan beribadah). Tujuan utamanya adalah untuk mengenangkan peristiwa sengsara yang dialami-Nya. Kesengsaraan Yesus itu dimaknai dalam Jalan Salib melalui 14 perhentian, yaitu:
  • Perhentian I: Yesus Dijatuhi Hukuman Mati
  • Perhentian II: Yesus Memanggul Salib
  • Perhentian III: Yesus Jatuh untuk Pertama Kali
  • Perhentian IV : Yesus Berjumpa dengan Ibu-Nya
  • Perhentian V : Yesus Ditolong Simon dari Kirene
  • Perhentian VI : Wajah Yesus Diusap oleh Veronika
  • Perhentian VII: Yesus Jatuh untuk Kedua Kalinya
  • Perhentian VIII : Yesus Menghibur Perempuan-perempuan yang Menangisi-Nya
  • Perhentian IX : Yesus Jatuh untuk Ketiga Kalinya
  • Perhentian X : Pakaian Yesus Ditanggalkan
  • Perhentian XI : Yesus Disalibkan
  • Perhentian XII: Yesus Mati di Salib
  • Perhentian XIII: Yesus Diturunkan dari Salib
  • Perhentian XIV: Yesus Dimakamkan
Keempat belas perhentian itu mengajak umat Katolik untuk semakin meresapi betapa Yesus amat menderita mulai dari saat Dia diserahkan untuk dihukum mati, sampai Dia dimakamkan setelah mati di kayu salib. 

Dengan menjalani rute Jalan Salib di tempat ziarah (Gua-gua Maria), umat diharapkan meneladani sikap Yesus yang menjalani prosesi penyaliban-Nya dengan berserah penuh pada Allah Bapa. Bukan semata-mata sebagai ibadah. Kenangkanlah bahwa Yesus tak pernah mengeluh, meski sempat terjatuh sampai tiga kali saat Dia memanggul salib yang berat. 

Demikian umat Katolik bisa menghormati makna penebusan dosa ketika Yesus disalibkan sekaligus mengamalkan teladan Yesus yang bersedia memanggul salib dalam hidup sehari-hari. Hendaklah tiap hari kita selalu bersyukur karena segala dosa kita telah ditebus oleh-Nya dengan darah mulia. Juga tetap semangat dalam menjalani kehidupan, meski kadang ada halangan dan rintangan.

NB: 
Anda dapat mendownload panduan prosesi dengan mengklik PANDUAN JALAN SALIB (PDF file)
Panduan tersebut diambil dari Puji Syukur tanpa mengubah isinya.
Dapat anda gunakan untuk keperluan pribadi.