PERENG berasal
dari bahasa Jawa yang berarti tanah
miring dan biasanya
terjal. Istilah khas Jawa itulah yang dipakai untuk menamai Taman Doa Gua Maria
yang terletak di sebelah Utara lereng Gunung Merbabu.
Tepatnya berada di Dusun Jampelan,
Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dalam status yurisdiksi parokial, lokasi tempat ziarah ini masuk wilayah
Stasi St Yusuf Getasan, yang berada di bawah reksa pastoral Paroki St Paulus
Miki Salatiga. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Salatiga. Perjalanan ke sana dapat ditempuh dengan menyusuri
jalanan menanjak ke arah objek wisata Umbul Sanga, Kopeng. Suasana asri
pedesaan mewarnai tempat ziarah baru di Keuskupan Agung Semarang (KAS) ini.
Selain itu, letaknya pun berdekatan dengan Gereja St Yusuf Getasan.
Taman Doa Gua Maria ini tak bisa lepas dari inisiatif dan kemurahan hati
seorang umat di Yogyakarta, dr Soeryono MM. Pada 20 Februari 2009, Soeryono
menghibahkan tanah seluas 4.637 meter persegi kepada Gereja Katolik. Ia
bercita-cita tanah itu bisa bermanfaat untuk pengembangan iman umat di wilayah itu.untuk
doa dan meditasi.
Impian Soeryono ditanggapi umat setempat dengan antusias. Umat
gotong-royong menggarap lahan hibah tersebut. Mereka merasa terpanggil untuk
mengelola lahan itu demi kepentingan perkembangan iman. Gerakan ini membuahkan
hasil. Mereka mengumpulkan uang, dan pelan-pelan membeli tanah di sekitarnya
sehingga luasnya bertambah, menjadi 7.411 meter persegi. Umat di sekitar lokasi
tergerak menghibahkan sebagian tanah mereka untuk membuka akses jalan masuk
dari Gereja St Yusuf.
Akses jalan sepanjang 150 meter dengan lebar 2,5 meter, diperoleh dari
hibahan tanah milik F.A. Jumadi, Sustriayu Nalim, dan Y. Sulimin. Secara
sukarela mereka memberikan sebagian tanahnya untuk terbukanya akses dari gereja
ke taman doa ini.
Tidak asat
Di lokasi tempat doa ini terdapat belik, yang berarti sumber mata
air. Dulu, belik itu dimanfaatkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan
air rumah tangga, karena airnya jernih dan tidak pernah asat atau habis.
Akhirnya
terbesit ide umat
Wilayah St Yusuf Getasan membuatnya sebgai tempat berdoa
kepada Bunda Maria. Fenomena belik yang tak pernah asat ini
menggambarkan Yesus Sang Air Hidup yang tak pernah kering, yang selalu ditimba
manusia melalui perantaraan Bunda-Nya. Kepala Paroki St Paulus Miki Salatiga Pastor Yeremias Balapito Duan MSF pun
menyambut positif dengan menggunakan tempat itu untuk Misa dan Novena.
Jalan terbuka
Kesadaran untuk mengembangkan tempat doa membuat umat berdialog dengan Pastor Yeremias dan Dewan Paroki St Paulus Miki Salatiga. Mereka menyadari keterbatasan kemampuan panitia kecil yang sudah terbentuk, jika harus membangun tempat doa itu menjadi tempat ziarah Gua Maria. Pada 16 Juli 2011, Kepala Paroki meresmikan pembentukan Panitia Pembangunan Gua Maria. Segera panitia mengambil langkah pertama. Mereka mengumpulkan dana di antara anggota panitia secara sukarela. Dana terkumpul sebesar Rp 6.750.000. Itulah modal awal pembangunan.
Kesadaran untuk mengembangkan tempat doa membuat umat berdialog dengan Pastor Yeremias dan Dewan Paroki St Paulus Miki Salatiga. Mereka menyadari keterbatasan kemampuan panitia kecil yang sudah terbentuk, jika harus membangun tempat doa itu menjadi tempat ziarah Gua Maria. Pada 16 Juli 2011, Kepala Paroki meresmikan pembentukan Panitia Pembangunan Gua Maria. Segera panitia mengambil langkah pertama. Mereka mengumpulkan dana di antara anggota panitia secara sukarela. Dana terkumpul sebesar Rp 6.750.000. Itulah modal awal pembangunan.
Pada 25 Agustus 2011, Panitia Pembangunan memutuskan nama tempat itu Taman
Doa Gua Maria Pereng. Lalu, pada 30 Oktober 2011, dilaksanakan peletakan batu
pertama, bertepatan dengan Bulan Rosario. Meskipun pembangunan terasa terbuka, kendala datang silih berganti. Hambatan biaya dan cuaca
membuat rencana itu meleset.
Lagi-lagi peristiwa iman di luar dugaan terjadi. Donasi dalam bentuk bahan
material dan uang terus mengalir. Bahkan selama proses pembangunan, Prof Dr dr
Ign. Riwanto TOSpB yang berdomisili di Semarang menghibahkan tanah seluas 1.125
meter persegi. Peristiwa ini dirasakan sebagai pengalaman campur tangan Roh
Kudus.
Perayaan syukur
Waktu berselang, soft opening ditandai dengan Misa syukur. Perayaan itu dipimpin oleh Pastor Yeremias. Saat itu, ditetapkan jadwal kegiatan rohani yang akan rutin diadakan di tempat ini. Setiap Kamis Pertama dalam bulan akan diadakan Misa Malam Jumat Pertama pada pukul 19.00 WIB. Setelah Misa, dilanjutkan Adorasi Penghormatan Sakramen Mahakudus hingga pukul 00.00 WIB.
Waktu berselang, soft opening ditandai dengan Misa syukur. Perayaan itu dipimpin oleh Pastor Yeremias. Saat itu, ditetapkan jadwal kegiatan rohani yang akan rutin diadakan di tempat ini. Setiap Kamis Pertama dalam bulan akan diadakan Misa Malam Jumat Pertama pada pukul 19.00 WIB. Setelah Misa, dilanjutkan Adorasi Penghormatan Sakramen Mahakudus hingga pukul 00.00 WIB.
Puncak perayaan syukur umat adalah grand opening Upacara ini
merupakan pemberkatan dan peresmian dalam Ekaristi yang dipimpin Uskup Agung
Semarang Mgr Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta.
Sumber:
Tulisan asli
disarikan oleh: R.B.E. Agung
Nugroho
http://www.hidupkatolik.com/2012/12/14/taman-doa-goa-maria-pereng-pengalaman-iman-membangun-taman-doa
TAMAN DOA GUA MARIA PERENG
Dusun Jampelan, Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Salatiga.