KEUSKUPAN SURABAYA memiliki dua tempat ziarah, yang pertama ialah Gua Maria Fatima Lourdes (Puh Sarang-KEDIRI) dan Gua Maria Fatima Sendang Waluya Jatiningsih (Klepu-PONOROGO). Gua Maria Fatima terletak di desa Klepu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, kira-kira 30 km sebelah timur kota Ponorogo.
Letak gua ini di daerah terpencil. Jalan menuju ke lokasi sebagian masih kurang baik dan sempit. Para peziarah yang menggunakan bus atau kendaraan besar harus berganti dengan kendaraan kecil di Ponorogo atau di Pulung. Lokasinya dari Madiun ke selatan menuju Ponorogo. Kemudian ke arah timur menuju Pulung dan balik ke kanan ke arah Sooko lewat jalan beraspal sempit. Dari Sooko masih harus masuk lagi melalui jalan makadam (batu-batuan untu perkerasan jalan) yang sebagian rusak.
Kisah Gua Maria Fatima di Klepu berawal dari adanya sebuah sumber mata air (belik – bahasa Jawa) yang dibuat oleh keluarga Bapak Tamiran yang tinggal di lingkungan Pondok, Stasi Klepu. Umat di desa Klepu yang mayoritas beragama Katolik dan saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa bernama Bapak Albertus Agung. Mereka memiliki kebiasaan untuk berdoa bersama dari rumah ke rumah secara bergantian. Ketika doa bersama sampai di rumah Bapak Tamiran, orang yang hendak ke rumah Pak Tamiran dan melewati belik tadi pasti berhenti sejenak dan menoleh ke belik tadi. Konon tempat ini dianggap sebagai tempat yang angker dan sakral. Ketika hal ini diketahui oleh Mbah Selan, seorang tokoh di lingkungan Pondok, maka dia mengambil prakarsa mengajak teman-teman yang sudah tua atau uzur usianya untuk berdoa atau tirakatan setiap malam Jumat pukul 24.00 di belik tadi. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh keluarga-keluarga lainnya.
Pada waktu itu ada kebiasaan di kalangan umat Katolik Stasi Klepu bahwa setiap bulan Mei mereka mengirimkan wakil untuk berziarah ke Sendangsono. Hal ini kemudian menimbulkan gagasan pada tokoh umat serta umat yang berdiam di sekitar belik tadi untuk mengubah tempat tadi menjadi tempat ziarah dan tempat berdoa seperti Sendangsono di Jawa tengah. Akhirnya disepakati untuk mengusulkan kepada Romo Paroki untuk mengubah belik tadi menjadi sendang dan menempatkan patung Bunda Maria di tempat itu. Rm. A. Haryopranoto, Pr, pastor paroki St. Maria, Ponorogo saat itu menyetujui gagasan tersebut. Kebetulan pada tahun 1986 Keuskupan Surabaya sedang mencari lokasi tempat ziarah sebagaimana di Sendangsono. Maka kemudian tanah di mana terletak belik tadi dibeli oleh Paroki dan dijadikan tempat ziarah untuk menghormati Bunda Maria dan diresmikan oleh Mgr. A.J. Dibyakaryana, Uskup Surabaya saat itu, dengan nama “Sendang Waluyajatiningsih”, pada tanggal 27 Mei 1988.
Selain plaza atau lapangan tempat berdoa bagi umat kemudian juga dibangun jalan salib melingkari jalan yang menuju ke tempat ziarah tersebut, tempat-tempat di mana terletak jalan salib masih di atas tanah milik umat yang sukarela mengijinkan tanah mereka untuk dikurangi untuk jalan para peziarah di rute jalan salib. Pada awal tahun 2000, tepatnya tanggal 25 Desember 1999, tempat ziarah Sendang Waluya jatiningsih termasuk Gereja Sakramen Mahakudus, Klepu, merupakan salah satu tempat bagi umat di Keuskupan Surabaya untuk mendapatkan anugerah indulgensi selama Yubileum tahun 2000. Tanggal 31 Desember 1999 diadakan misa pembukaan Yubileum tahun 2000 oleh Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta, bersama Romo-Romo dari Kevikepan Regio III.
Tempat ziarah ini telah diperluas. Ada juga tempat penginapan dan kamar mandi serta WC yang cukup banyak untuk bisa membantu para peziarah. Melihat pesatnya dan jumlah umat yang berkunjung ke tempat ziarah untuk Bunda Maria di Puh Sarang, Kediri maka Romo Paroki St.Maria Ponorogo dan umat Stasi Klepu meminta kepada pihak Keuskupan untuk meningkatkan sarana dan prasarana tempat ziarah di desa Klepu tersebut. Pada tahap awal konsentrasi tenaga dan dana ditujukan untuk membangun gereja stasi, ialah Gereja Sakramen Mahakudus. Gereja Stasi itu kini telah berdiri kokoh dan megah. Untuk mengantisipasi masa depan dan mengamankan tempat ziarah maka tanah di sekitar Gua yang berdekatan dengan Hutan Lindung milik Perhutani telah berhasil dibeli. Yang dikhawatirkan ialah bila tidak dijaga dengan baik, dan suatu ketika terjadi penggundulan hutan pinus yang ada di belakang Gua, sumber mata air habis dan bisa terjadi erosi.
Dibandingkan dengan tempat ziarah Gua Maria Lourdes Puh Sarang, alam di Klepu, sangat mendukung, sangat indah, di latar belakangi oleh hutan pinus, air sendang yang asli. Namun harus diakui jalan ke sana tidak mudah, orang harus rela berjalan kaki dengan susah payah. Kendaraan besar seperti bis tidak bisa menjangkau tempat ini. Tempatnya masih sepi belum banyak pedagang dan kios-kios seperti di Puh Sarang. Parasana yang ada tidak selengkap di Puh Sarang, namun tempat itu punya daya tarik tersendiri dan cocok untuk mereka yang ingin bersusah payah dan mengalami kesulitan kalau berziarah. Kalau dilihat dalam peta, sebenarnya tempat ziarah Puh Sarang dan Klepu juga tidak terlalu jauh, keduanya masih berada di seputar Gunung Wilis.
Setiap Minggu ketiga dalam bulan di Gua Maria Fatima selalu diadakan misa novena Maria Fatima. Novena telah sampai pada putaran ketiga, diadakan pada pukul 11.00 WIB. Novena ini diawali pada bulan Mei dan berakhir sembilan bulan kemudian pada bulan Januari tahun berikutnya. Setiap kali pembukaan dan penutupan misa Novena selalu dipimpin oleh Bapa Uskup. Selain itu, tiap malam Jumat Kliwon, yakni pada hari Kamis Legi, tepatnya jam 22.00 WIB diadakan misa tirakatan malam Jumat Kliwon.
Bila datang dari luar kota dengan naik bus umum, langsung menuju Gereja St. Maria Ponorogo yang beralamat di Jalan Gajah Mada 45. Dari Gereja ini, Pastor Paroki Ponorogo bisa membantu mencarikan transportasi menuju Gua Maria Klepu. Namun sebaiknya menghubungi pastoran Ponorogo terlebih dahulu di telepon (0352)481184.
disadur dari: @lulukpr [2005]@http://www.geocities.com/guamaria_fatima/gmf [republish@: guamaria.com]
GUA MARIA FATIMA SENDANG WALUYA JATININGSIH-KLEPU
Alamat: Klepu, Kec. Sooko, Kab. Ponorogo (Ponorogo arah Pulung - Sooko, +/- 30 km arah timur Gereja St.Maria - Jalan Gajah Mada 45, telpon 0352 481184, Ponorogo). Koordinat GPS : S7° 56' 14.0" E111° 39' 52.8"