Rabu, 28 Desember 2011

Gua Maria Lawangsih


GUA ZIARAH MARIA ini terletak di Perbukitan Menoreh, di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo).. Gua Maria Lawangsih berada di dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
 
Gua ini masuk wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Lokasi Gua Lawangsih hanya berjarak 20 km dari peziarahan Katolik Sendangsono, 13 km dari Sendang Jatiningsih Paroki Klepu.

Gua Maria Lawangsih awalnya adalah sebuah gua Lawa (Gua yang penuh dengan Kelelawar), tempat petani mencari pupuk dari kotoran Kelelawar. Awalnya, Gua Lawa hanyalah semak belukar yang memiliki lubang kecil di pintu gua. Pada tahun 1990-an, Gua Lawa sempat dijadikan oleh Muda-Mudi Stasi Pelemdukuh untuk tempat memulai berdoa Jalan Salib (Stasi), namun setelah itu tidak ada perkembangan sampai tahun 2008. Pada bulan Juli 2008, Gua Lawa yang semula milik keluarga T. Supino (Ketua Stasi SPM Fatima Pelemdukuh), dihibahkan kepada Gereja. 

Pembangunan Gua Maria Lawangsih untuk menjadi tempat berdoa (Panti Sembahyang) adalah atas inisiatif Romo Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan, yaitu: Romo Ignatius Slamet Riyanto, Pr. Pada awalnya Romo Ignatius Slamet Riyanto hanya ingin menjadikan tempat yang awalnya “dianggap keramat” menjadi tempat yang nyaman bagi umat sekitarnya untuk berdoa. Banyak peziarah datang dari Bandung, Surabaya, Lampung, Jakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya. Bahkan ada  peziarah dari luar negeri (Belanda, Perancis dan Australia) yang datang ke sana. 

Langkah yang diambil pihak Gereja adalah dengan membangun gua menjadi suatu tempat berdoa yang diinginkan umat. Tanah di sekitar Gua Lawa digali, hingga akhirnya lubang di sekitar gua bisa menjadi seperti saat ini. Batu besar dan tanah yang menutup lubang dibongkar. Pengerjaan Gua tidak menggunakan alat-alat berat/modern. Di sinilah mukjizat itu terjadi. Selama hampir satu tahun, umat Katolik dan warga sekitar Gua Lawa bekerja bersama, menggali tanah, mengangkat, membersihkan dan membuat Gua menjadi seperti saat ini. Nama Gua Lawa awalnya ingin dipertahankan oleh umat, agar menjadi prasasti bagi tempat peziarahan umat Katolik. Akhirnya diberi nama baru: GUA MARIA LAWANGSIH.

Kata Lawang dalam Bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus (per Maria ad Jesum), Putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.

Pada tanggal 01 Oktober 2009, tempat peziarahan ini dibuka untuk umum dan diresmikan oleh Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr. Sebelum Patung Bunda Maria diboyong dan ditahtakan di Gua Maria Lawangsih, selama 3 hari, setiap malam umat serta Romo Slamettirakat” dan berdoa Novena. Akhirnya, saat ini umat Paroki SPM Tak Bernoda Nanggulan memiliki Gua Maria Lawangsih sebagai rangkaian dari Gua Maria Pengiloning Leres yang sudah ada. Gua Maria Lawangsih masih terlihat alami. Sejak masuk ke daerah Nanggulan dan selama perjalanan 13 km dari Nanggulan menuju Gua Maria Lawangsih, peziarah akan melihat pemandangan yang indah, perbukitan Menoreh, Gunung Merapi, dan jika melihat arah selatan akan kelihatan pemandangan Pantai Laut Selatan dari kejauhan. 

Di sekitar Gua Maria Lawangsih ini terdapat fasilitas untuk peziarah secara umum, yakni areal parkir (belum terlalu luas), Panti Doa (pendopo untuk penyelenggaraan Misa), kotak persembahan, papan pengumuman, tikar, tempat duduk, Panti Semedi, bak air untuk menampung tetesan air yang jatuh dari stalagtit stalagmite dari dalam Gua Maria. Fasilitas lainnya yang ada di sekitar Gua Maria Lawangsih adalah Gereja Stasi Santa Perawan Maria Fatima, Gua Maria Pengiloning Leres, Patung Yesus setinggi 4 meter, ruang berdoa yang ada di belakang Gua Pengiloning Leres, kursi, kamar mandi, WC/toilet, dan beberapa pemukiman warga setempat. [Tulisan ini dibuat dan dirumuskan oleh Panitia Pembangunan dan Pengelola Gua Maria Lawangsih dari tulisan Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr]Info lebih lanjut: guamarialawangsihnanggulan.blogspot.com, atau facebook:guamarialawangsih.nanggulan@gmail.com).

NB. Contact Person: Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr. Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan - Kulon Progo, YOGYAKARTA, 55671, Telpon 0857 4371 7676
Alamat: Dusun Patihombo, Ds. Purwosari, Kec. Girimulyo, Kab. Kulon Progo. Wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan DI Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Lokasi hanya berjarak 20km dari peziarahan Sendangsono dan 13km dari Sendang Jatiningsih Paroki Klepu.
Rute:
Akses dari jalan Mungkid - Nanggulan yaitu jalan menuju ke Sendangsono. Jika memakai bus besar, bisa transit di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Atau naik bus umum dari kota Jogja/Wates/Muntilan ke jurusan Nanggulan. Turun di perempatan Kenteng, naik ojek 25 menit kelokasi. Dengan mobil dari arah manapun menuju Nanggulan, masuk dari perempatan pasar Kenteng ke arah Barat, dengan jalan hotmix (8 km) dan dilanjutkan jalan desa (aspal) 4 km kira-kira 20 menit. Ikuti rambu penunjuk jalan dari traffic light di Kenteng sampai kelokasi Gua Maria.
Koordinat GPS: S7°43'16.6" E110°8'54.1" akses jalan: S7°45'13.4" E110°12'41.5"