SEJARAH lembah Karmel, berkaitan dengan sejarah dan hidup Putri Karmel serta Carmelitae Sancti Eliae (CSE) yang tidak bisa dipisahkan dari inspirasi Bapa pendirinya, yaitu: Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm.
Ketika Romo Yohanes pindah ke Ngadireso, dalam
hatinya hanya ada niat untuk hidup dalam kesunyian, mungkin dengan beberapa
orang saja yang mau menjalani hidup yang serupa. Cara hidup itu ternyata
menarik jauh lebih banyak orang daripada yang dapat dipikirkan sebelumnya oleh
Romo Yohanes.
Maka pada tanggal 19 Maret 1982 berdirilah
Serikat Putri Karmel, dimulai dengan dua orang suster dan seorang pemudi yang
bertekad untuk mengikuti cara hidup tersebut di bawah bimbingan Romo Yohanes.
Ketika itu belum jelas status mereka: menggabungkan diri dengan Ordo Karmel
atau berdiri sendiri, namun setelah banyak berdoa memohon bimbingan Tuhan
mereka mengambil keputusan untuk berdiri sendiri sebagai serikat yang otonom. Pada
tanggal 20 Juli 1986, Hari Raya Nabi Elia, Bapa dan Inspirator para karmelit,
berdirilah Carmelitae Sancti Eliae. Kelak di kemudian hari jelaslah bahwa
memang serikat ini dibutuhkan dan sungguh dipakai oleh Tuhan untuk melayani
umatNya. Pada permulaannya para frater menetap di Pertapaan Karmel, pada bagian
yang terpisah dari para suster. Namun ketika kedua serikat ini ternyata
berkembang dengan cukup pesat dengan jumlah anggota yang terus bertambah,
mulailah dipikirkan suatu tempat tinggal yang baru bagi para frater. Maka
dibelilah sebidang tanah di Kota Malang yang akan dijadikan biara CSE. Namun
rencana Tuhan memang lain bagi mereka. Tanah ini ternyata baru akan dibangun
dan digunakan bertahun-tahun kemudian karena CSE harus pindah bukan saja dari
Ngadireso, tetapi juga Jawa Timur.
Karena ada suatu persoalan (lihat di: http://www.holytrinitycarmel.com/pkarm-cse/
untuk informasi lebih lanjut), Romo Yohanes bersama para frater harus pindah
dari Ngadireso. Lalu kemudian Romo Yohanes menghadap Bapak Uskup Bogor dan
menceriterakan semua peristiwa serta pengalaman rohaninya itu. Akhirnya setelah
dipertimbangkan pilihan jatuh ke Keuskupan Bogor.
Pada bulan Desember 1988, Romo Yohanes bersama
12 orang fraternya meninggalkan Malang menuju Bogor lalu mereka melanjutkan
perjalanan sampai di tempat yang dituju: sebidang tanah yang cukup luas di Desa
Cikanyere, Cipanas. Tempat ini terletak di ketinggian 800-950 m di atas
permukaan laut Pada waktu itu suasananya masih sangat sepi. Suatu tempat yang
sunyi dengan keindahan alam yang alami, sejuk, bebas polusi, yang membantu
orang untuk berdoa dan kontemplasi. Misa pertama di tempat baru ini dirayakan
pada tanggal 14 Desember 1988. Carmelitae Sancti Eliae telah menerima suatu
tempat tinggal baru yang indah dari tangan kemurahan Bapa.
Hanya pada waktu tertentu Rm. Yohanes
"turun" dari pertapaannya untuk melayani umat yang datang, sementara
sehari-hari pelayanan dilakukan oleh frater-frater dari CSE dibantu juga oleh
umat yang lain. Menyelenggarakan retret untuk keluarga/remaja serta penyembuhan
luka batin adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan dan diminati oleh
banyak orang. Bentuk pelayanan lain populer adalah misa khusus penyembuhan yang
diadakan setiap minggu kedua dan keempat setiap bulan. Jika jadwal rutin
tersebut bentrok dengan jadwal hari besar Katolik maka misa khusus itu
ditiadakan.
Lembah Karmel terletak di desa Cikarenye,
Cipanas, Puncak, Jawa Barat kira-kira 120km dari Jakarta. Lihat keterangan Rute
di bawah untuk menuju kesana. Dilapangan luas yang dikelilingi taman-taman yang
tertata rapi sangat indah, ditengah-tengah berdiri patung Yesus yang sangat
besar sedang mengulurkan tangan memberi berkat. Dibelakangnya berdiri kapel
St.Maria Bunda Karmel, tidak seperti kapel (gereja kecil) kapel ini sangat
besar dengan langit-langit sangat tinggi seperti layaknya sebuah gereja yang
besar. Bantal tipis disediakan sebagai alas serta dilengkapi meja kecil untuk
menaruh buku atau untuk duduk sambil berlutut.
Misa penyembuhan biasa dilakukan dibelakang kapel
di ruang serba guna St. Theresia. Jarak dari tempat parkir kesini cukup jauh
dan jalannya menanjak sehingga banyak orang tua yang tidak kuat, akan tetapi
jangan kuatir karena disediakan kendaraan khusus untuk angkutan orang tua.
Didepan bangunan tersebut ada patung St. Theresia yang sangat besar, disamping
bangunan ada replika patung Pieta (salah satu masterpiece karya Michelangelo, patung
Bunda Maria sedang memangku jenazah Yesus setelah diturunkan dari salib).
Bangunannya sangat besar dan luas, mirip gedung
pertunjukan, umat duduk diundakan yang dibuat seperti tangga, dibagian bawah
disediakan bangku khusus untuk orang tua dan didepan altar untuk misa orang
juga bisa duduk dilantai beralas bantal tipis. Yang unik disediakan tumpukan
kantong plastik dipintu masuk, digunakan menyimpan sepatu atau sandal karena
tidak diperkenankan memakainya didalam gedung untuk menjaga kebersihan. (disadur
dari: guamaria.com)
Data lokasi dan informasi lebih lanjut:
GUA MARIA LEMBAH KARMELAlamat: Pertapaan Shanti Bhuana (Carmelitae Sancti Eliae - CSE) / Biara Putri Karmel St. Imelda. Desa Cikarenye, Cipanas 43253 (Puncak). Telp. 0263-582062
Rute:
Jakarta - Puncak, di Cipanas dekat resort puncak pass, cari jalan menuju ke perum Kota Bunga atau ke taman bunga nusantara (TBN) (lihat petunjuk dipinggir jalan), ikuti petunjuk ke TBN (kira-kira 13km), setelah lewat TBN terus, diujung belok kekiri, tidak jauh dikanan ada gerbangnya. Kendaraan umum: dari pasar Cipanas naik angkot jurusan Mariwati, turun di Pasar Gembrong, lalu naik ojek ke Lembah Karmel.
Koordinat GPS : S6°44'35.6" E107°06'3.3" Akses jalan : S6°44'24.9" E107°06'6.4"