Kamis, 08 Desember 2011

Gua Maria Lembah Karmel


SEJARAH lembah Karmel, berkaitan dengan sejarah dan hidup Putri Karmel serta Carmelitae Sancti Eliae (CSE) yang tidak bisa dipisahkan dari inspirasi Bapa pendirinya, yaitu: Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm.



Ketika Romo Yohanes pindah ke Ngadireso, dalam hatinya hanya ada niat untuk hidup dalam kesunyian, mungkin dengan beberapa orang saja yang mau menjalani hidup yang serupa. Cara hidup itu ternyata menarik jauh lebih banyak orang daripada yang dapat dipikirkan sebelumnya oleh Romo Yohanes.

Maka pada tanggal 19 Maret 1982 berdirilah Serikat Putri Karmel, dimulai dengan dua orang suster dan seorang pemudi yang bertekad untuk mengikuti cara hidup tersebut di bawah bimbingan Romo Yohanes. Ketika itu belum jelas status mereka: menggabungkan diri dengan Ordo Karmel atau berdiri sendiri, namun setelah banyak berdoa memohon bimbingan Tuhan mereka mengambil keputusan untuk berdiri sendiri sebagai serikat yang otonom. Pada tanggal 20 Juli 1986, Hari Raya Nabi Elia, Bapa dan Inspirator para karmelit, berdirilah Carmelitae Sancti Eliae. Kelak di kemudian hari jelaslah bahwa memang serikat ini dibutuhkan dan sungguh dipakai oleh Tuhan untuk melayani umatNya. Pada permulaannya para frater menetap di Pertapaan Karmel, pada bagian yang terpisah dari para suster. Namun ketika kedua serikat ini ternyata berkembang dengan cukup pesat dengan jumlah anggota yang terus bertambah, mulailah dipikirkan suatu tempat tinggal yang baru bagi para frater. Maka dibelilah sebidang tanah di Kota Malang yang akan dijadikan biara CSE. Namun rencana Tuhan memang lain bagi mereka. Tanah ini ternyata baru akan dibangun dan digunakan bertahun-tahun kemudian karena CSE harus pindah bukan saja dari Ngadireso, tetapi juga Jawa Timur.

Karena ada suatu persoalan (lihat di: http://www.holytrinitycarmel.com/pkarm-cse/ untuk informasi lebih lanjut), Romo Yohanes bersama para frater harus pindah dari Ngadireso. Lalu kemudian Romo Yohanes menghadap Bapak Uskup Bogor dan menceriterakan semua peristiwa serta pengalaman rohaninya itu. Akhirnya setelah dipertimbangkan pilihan jatuh ke Keuskupan Bogor.

Pada bulan Desember 1988, Romo Yohanes bersama 12 orang fraternya meninggalkan Malang menuju Bogor lalu mereka melanjutkan perjalanan sampai di tempat yang dituju: sebidang tanah yang cukup luas di Desa Cikanyere, Cipanas. Tempat ini terletak di ketinggian 800-950 m di atas permukaan laut Pada waktu itu suasananya masih sangat sepi. Suatu tempat yang sunyi dengan keindahan alam yang alami, sejuk, bebas polusi, yang membantu orang untuk berdoa dan kontemplasi. Misa pertama di tempat baru ini dirayakan pada tanggal 14 Desember 1988. Carmelitae Sancti Eliae telah menerima suatu tempat tinggal baru yang indah dari tangan kemurahan Bapa.

Hanya pada waktu tertentu Rm. Yohanes "turun" dari pertapaannya untuk melayani umat yang datang, sementara sehari-hari pelayanan dilakukan oleh frater-frater dari CSE dibantu juga oleh umat yang lain. Menyelenggarakan retret untuk keluarga/remaja serta penyembuhan luka batin adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan dan diminati oleh banyak orang. Bentuk pelayanan lain populer adalah misa khusus penyembuhan yang diadakan setiap minggu kedua dan keempat setiap bulan. Jika jadwal rutin tersebut bentrok dengan jadwal hari besar Katolik maka misa khusus itu ditiadakan.

Lembah Karmel terletak di desa Cikarenye, Cipanas, Puncak, Jawa Barat kira-kira 120km dari Jakarta. Lihat keterangan Rute di bawah untuk menuju kesana. Dilapangan luas yang dikelilingi taman-taman yang tertata rapi sangat indah, ditengah-tengah berdiri patung Yesus yang sangat besar sedang mengulurkan tangan memberi berkat. Dibelakangnya berdiri kapel St.Maria Bunda Karmel, tidak seperti kapel (gereja kecil) kapel ini sangat besar dengan langit-langit sangat tinggi seperti layaknya sebuah gereja yang besar. Bantal tipis disediakan sebagai alas serta dilengkapi meja kecil untuk menaruh buku atau untuk duduk sambil berlutut.

Misa penyembuhan biasa dilakukan dibelakang kapel di ruang serba guna St. Theresia. Jarak dari tempat parkir kesini cukup jauh dan jalannya menanjak sehingga banyak orang tua yang tidak kuat, akan tetapi jangan kuatir karena disediakan kendaraan khusus untuk angkutan orang tua. Didepan bangunan tersebut ada patung St. Theresia yang sangat besar, disamping bangunan ada replika patung Pieta (salah satu masterpiece karya Michelangelo, patung Bunda Maria sedang memangku jenazah Yesus setelah diturunkan dari salib).

Bangunannya sangat besar dan luas, mirip gedung pertunjukan, umat duduk diundakan yang dibuat seperti tangga, dibagian bawah disediakan bangku khusus untuk orang tua dan didepan altar untuk misa orang juga bisa duduk dilantai beralas bantal tipis. Yang unik disediakan tumpukan kantong plastik dipintu masuk, digunakan menyimpan sepatu atau sandal karena tidak diperkenankan memakainya didalam gedung untuk menjaga kebersihan. (disadur dari: guamaria.com)

Data lokasi dan informasi lebih lanjut:
GUA MARIA LEMBAH KARMEL

Alamat: Pertapaan Shanti Bhuana (Carmelitae Sancti Eliae - CSE) / Biara Putri Karmel St. Imelda. Desa Cikarenye, Cipanas 43253 (Puncak). Telp. 0263-582062
Rute:
Jakarta - Puncak, di Cipanas dekat resort puncak pass, cari jalan menuju ke perum Kota Bunga atau ke taman bunga nusantara (TBN) (lihat petunjuk dipinggir jalan), ikuti petunjuk ke TBN (kira-kira 13km), setelah lewat TBN terus, diujung belok kekiri, tidak jauh dikanan ada gerbangnya. Kendaraan umum: dari pasar Cipanas naik angkot jurusan Mariwati, turun di Pasar Gembrong, lalu naik ojek ke Lembah Karmel.
Koordinat GPS : S6°44'35.6" E107°06'3.3" Akses jalan : S6°44'24.9" E107°06'6.4"