SEBELUM dijadikan tempat ziarah, di Gua Maria Ratu Rosari Juwana tidak pernah terjadi peristiwa penampakan ataupun peristiwa mukjizat yang mengagumkan seperti di Lourdes. Namun demikian ada kisah-kisah menarik yang melatarbelakangi pembuatan dan pembangunan gua tempat ziarah ini.
Bermula pada tahun 1981 dimana Bapak Bedjo Ludiro seorang Katolik yang saleh dan tekun berdoa kepada Allah dengan perantaraan Bunda Maria ingin mengungkapkan rasa syukurnya kepada Bunda Maria sebagai perantara Ilahi karena terkabul permohonannya.
Keluarga Bedjo Ludiro mengalami cobaan yaitu Ibu Bedjo Ludiro mengalami kelumpuhan yang tak tersembuhkan dengan pengobatan biasa. Keluarga ini kemudian pergi berziarah ke Lourdes memohon kesembuhan dari Tuhan melalui perantaraan Sang Bunda. Ajaibnya doa yang dipanjatkan didengar oleh Tuhan, Ibu Bedjo Ludiro sembuh total dari sakit lumpuhnya.
Ungkapan rasa syukur keluarga Bedjo Ludiro diwujudkan dengan membantu biaya renovasi tempat ziarah Gua Maria Kerep. Niat itu disambut oleh Romo Paroki Rm. FX. Pranata Widjaya, SJ dan Dewan Paroki Ambarawa yang ketika itu menjadi pengelola tempat ziarah itu. Tetapi kemudian niat itu menjadi berkembang untuk mewujudkan gua Maria di Juwana yang dibentuk mirip gua Maria Kerep.
Jauh sebelum pembuatan gua terjadi, ada seorang ibu yang benama FD. Sutarni asal desa Krandan Kec. Trangkil bercerita bahwa dia bermimpi: "Di belakang rumah Bapak Indro Ludiro ada cahaya kemilau yang bersinar memenuhi halaman depan yang terlihat sekitar bangunan Gazebo Sosro porak poranda termasuk kandang buaya, kalah dengan sinar cahaya kemilau tersebut". Mimpi itu tepat satu minggu setelah hari Ulang Tahun Ibu Bedjo Ludiro ke 85.
Prediksi dan analisanya waktu itu ialah apakah Ibu Bedjo Ludiro akan meninggal, ternyata tidak, yang terjadi ialah sebaliknya. Harapan dan keyakinan para perintis dan pendiri serta pengelola kegiatan Gua Maria Ratu Rosari bahwa orang yang datang dan berdoa dalam devosi kepada Bunda Maria akan memperoleh rahmat berlimpah dari Tuhan.
Kini mimpi seorang ibu asal desa Krandan Kecamatan Trangkil terwujud sudah, bahwa kandang buaya sekitar Gazebo Sosro dibongkar untuk prosesi jalan Salib dan taman pendukung keindahan dan keserasian Gua Maria Ratu Rosari, serta ruang pertemuan terbuka yang berkapasitas 150 orang. Nama yang kemudian diberikan Rm. Mulyono, MSF, Sekretaris Keuskupan Agung Semarang, saat pemberkatan tanggal 22 Januari 2004 bertepatan tahun Baru Imlek ialah Stanza Aperta. Pada lokasi Gua Maria Ratu Rosari masih dipertahankan satu kandang buaya sebagai ciri khas Gua Maria Juwana, itu adalah sesuai harapan Romo Vikjen Keuskupan Agung Semarang, Rm. Pujosumarto PR saat bertemu dengan pengelola Gua Maria Ratu Rosari Juwana di Wisma Sanjaya Muntilan.
Semua pengembangan tersebut atas rahmat Allah dikerjakan dan dibuat atas biaya Bp. Indro Ludiro sendiri. Setelah Panti Stanza Aperta diresmikan pada tanggal 22 Januari 2004, Gua Maria Ratu Rosari semakin berkembang sebagai tempat berdevosi kepada Bunda Maria. Namun, Jalan Salib yang hanya sepanjang 15 meter, sungguh kurang relevan untuk penghayatan sengsara Yesus. Kemudian, Bp. Indro Ludiro bersama pengelola berusaha untuk mewujudkan Jalan Salib yang lebih layak dan memadai untuk melengkapi devosi kita kepada Sang Bunda. Taman-taman yang asri, Taman Getsemani tempat Yesus berdoa menjelang sengsaranya, Bukit Golgota tempat Yesus disalibkan, Taman Bukit Batu tempat Yesus dimakamkan, diadakan sebagai kelengkapan devosi kepada Sang Bunda. Semua ini secara bertahap telah dibangun dan diwujudkan.
Mendengar dan membaca kesan, saran, maupun kritik para pengunjung, maka Bp. Indro Ludiro bersama pengelola segera berbenah diri. Tempat Samadi harus segera dibuat. Buaya-buaya kecil dipindahkan ke sebelah utara didekatkan pada kolam-kolam induknya di sebelah utara Gua. Di depan Panti Stanza Aperta berdekatan dengan Panti Gazebo dibangunlah Panti Samadi itu. Relatif dalam waktu singkat Panti Samadi itu dibangun dan selesai. Tepat pada ulang tahun Gua Maria yang ke-3, tanggal 13 Mei 2006, juga bertepatan dengan Perayaan Ekaristi Syukur Hari Pendidikan Nasional Rayon Sidiana, Mgr. Ignatius Suharyo PR, Uskup Agung Semarang berkenan sebagai Selebran Utama dan sekaligus meresmikan dan memberkati Panti Samadi yang sudah siap digunakan tersebut.
Sarana Gua Maria Ratu Rosari sudah mendekati lengkap. Panti konferensi sudah ada yaitu Stanza Aperta, tempat doa berupa Panti Samadi, ruang Gazebo-tempat melepas dahaga dan lapar telah tersedia. Sarana-sarana ini dipakai untuk keperluan retret dan konferensi.
GUA MARIA RATU ROSARI JUWANA
Alamat: Jln WR Supratman 1, Juwana (12km sebelah timur kota Pati, ke arah Rembang). Sekitar 200 meter dari terminal bis Juwana
Ketua Pengelola: Bp. Bambang Poernomo
Alamat Sekretariat: Jln. Silugonggo 1, Juwana
Untuk kontak pelayanan: Ibu Rosa Inneke (HP 08123540336), Ibu Sutarni Dwi Wahyudi (HP 08122532163)
Koordinat GPS : S6° 43' 4.3" E111° 8' 38.5'